Condotel Jineng Tamansari, Kuta - Bali
dibangun oleh KSO PT. Wijaya Karya Realty (Wika Realty) bekerjasama
dengan Angkasa Pura Property (APP).
PT. WIJAYA KARYA REALTY (WIKA REALTY)
Wika Realty didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas Wika Realty No. 17 tanggal 20 Januari 2000, dibuat di hadapan Imas Fatimah, SH., Notaris di Jakarta, sebelumnya merupakan salah satu unit bisnis di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Wika Realty mengubah statusnya menjadi Perusahaan terbuka berdasarkan
Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 11 tanggal 7 Desember 2004, namun
sesuai dengan kebijakan pemegang saham utama (Wika) untuk melakukan
penawaran umum terlebih dahulu, maka penawaran umum perdana saham-saham
Wika Realty kepada masyarakat tersebut ditunda pelaksanaannya.
Pada tahun 2001, Wika Realty melakukan diversifikasi usaha yang semula
fokus pada bisnis Realty sebagai developer berkembang menjadi tiga
bidang usaha yaitu pengembangan bisnis Realty, manajemen properti dan
jasa konstruksi.
Disamping itu untuk mendukung bisnis properti khususnya Building
Management, PT Wijaya Karya menyerahkan berbagai aset tetap Wika,
seperti Gedung Perkantoran dan Kawasan Industrinya untuk dikelola.
Sampai saat ini bidang usaha properti juga mengelola aset selain milik
Wika dan juga mulai mengelola apartemen.
Pembentukan unit bisnis jasa konstruksi pada tahun 2001 terbentuk
karena adanya peluang memasuki bidang usaha ini. Hal ini terjadi karena
disamping memiliki sumber daya yang memadai, gedung yang dibangun masih
berkaitan dengan unit bisnis Realty seperti Mall, Trade Center,
Perkantoran dan Rumah Susun. Pada Perkembangannya, bidang usaha Realty
selain mengembangkan hunian Landed House juga merambah ke hunian
Vertikal atau High Rise Building.
BIDANG DAN KEGIATAN USAHA
Wika Realty memiliki tiga unit bisnis yaitu :
1. Unit Bisnis Realty dan Developer.
Untuk memperkuat image pasar, perusahaan membentuk Umbrella Brand
dengan nama Tamansari yang mencerminkan konsep dan filosofi dasar
sebagai hunian yang asri dan nyaman. Saat ini sedang dikembangkan
sebanyak 12 kawasan, 10 diantaranya adalah kawasan perumahan landed
house, sedangkan sisanya adalah high rise building. Seluruh pengembangan
High Rise melalui Kerja Sama Operasi dengan pemilik lahan, sedangkan
pengembangan landed house 4 kawasan dikembangkan melalui pola ini.
2. Manajemen Properti.
Bidang usaha ini terdiri dari dua sub bidang, yaitu properti I yang
mengelola Club House dan Properti II sebagai Building dan Estate
Management. Untuk Properti I saat ini mengelola tujuh Club House dengan
beragam fasilitas, yaitu Driving Range, Kolam Renang, Lapangan Tenis dan
Futsal serta penyewaan ruang. Properti II, mengelola 5 lokasi gedung
perkantoran, 1 kawasan industri, 1 rumah dinas instansi dan 2 tower
apartemen.
3. Jasa Konstruksi.
Unit bisnis ini sudah banyak membangun gedung baik milik pemerintah
maupun milik swasta. Proyek-proyek pembangunan yang sudah diselesaikan
antara lain : Gedung Bank Jabar Cabang Depok dan Pelabuhan Ratu, Kantor
Departemen Pariwisata dan Pertambangan di Sekayu, Rumah Sakit Madiun,
Gedung Pusat Pelatihan KOMINFO, Rusun Menara Cawang, dan Apartemen City
Centro di Grogol, dan beberapa rumah susun milik Menpera dan Cipta
Karya. Pembangunan apartemen yang dikembangkan oleh Unit Bisnis Realty
& Developer juga dibangun oleh unit bisnis jasa konstruksi ini
seperti Apartemen Tamansari Sudirman Executive Residence dan Tamansari
Semanggi Apartment.
KLIK DISINI untuk melihat beberapa penghargaan yang pernah diraih oleh PT.WIKA REALTY.
KLIK DISINI untuk melihat beberapa penghargaan yang pernah diraih oleh PT.WIKA REALTY.
PT. ANGKASA PURA I (Persero)
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan, maka sekaligus merubah paradigma Angkasa Pura Airports
dalam menjalankan usahanya. Saat ini dan kedepan perusahaan harus
melakukan redefinisi usahanya, utamanya yang terkait dengan peningkatan
pendapatan non-aeronautical.
Pendapatan non-aeronautical adalah pendapatan yang diperoleh dari
usaha yang tidak terkait langsung dengan aktifitas penerbangan. Bandar
udara kelas dunia yang sudah menerapkan airport city concept sebagai
orientasi penembangannya, sudah memiliki struktur pendapatan dengan
pendapatan non-aeronautical-nya dominan.
Untuk mengembangkan usaha non-aeronautical ini, perusahaan telah
mencanangkan konsep Reposisi dan Restrukturisasi sebagai konsep
pengembangan perusahaan untuk mendorong meningkatnya secara signifikan
pendapatan non-aeronautical, sampai dengan 25% dari total pendapatan
pada tahun 2013 dan 60% pada tahun 2020.
Salah satu dari bagian dari konsep Reposisi dan Restrukturisasi ini
adalah pendirian anak-anak perusahaan sebagai perusahaan pendorong
pendapatan Angkasa Pura Airports secara konsolidasi. Pendirian anak-anak
perusahaan ini sekaligus agar tercipta profesionalisme dan core
competence dari masing-masing anak perusahaan, sehingga dapat berkembang
menjadi suatu entitas bisnis yang maju dan menguntungkan.
Saat ini PT. Angkasa Pura 1 (Persero) telah mendapatkan persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 24 Juni 2011, untuk
membentuk 4 anak perusahaan. Keempat anak perusahaan dan ruang
lingkupnya adalah Angkasa Pura Hotels, Angkasa Pura Property, Angkasa
Pura Logistics dan Angkasa Pura Supports.
Dengan terbentuknya 4 anak perusahaan ini, selain diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan non-aeronautical juga akan mendukung upaya
peningkatan pelayanan kepada stakeholders bandar udara, khususnya
penumpang.
Kedepan, Angkasa Pura Airports berencana untuk membentuk sampai
dengan 6 anak perusahan lagi, yang mencakup antara
lain fueling, advertising, dll. Sehingga diharapkan pengelolaan usaha di
lingkungan bandar udara dapat berkembang semakin luas dan mendukung
pengembangan bandar udara menjadi suatu konsep yang
terintegrasi, airport city concept.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar